Program studi PGMI menyelenggarakan pelatihan public speaking pada 30,Juni 2024 yang bertempat di Aula Rusunawa STAIPI Garut.
Acara ini dihadiri oleh ketua program studi PGMI, mahasiswi PGMI semester 2 dan semester 4. Acara ini diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran, menyanyikan lagu indonesia raya dan mars STAIPI.
Cici Cantika Oktavia selaku Ketua Pelaksana dalam sambutannya menyampaikan ” terima kasih kepada seluruh panitia serta tasykil yang telah bersama-sama mensukseskan, dan terima kasih kepada para tamu undangan dan peserta yang telah hadir pada pelatihan publik speaking ini dan ini merupakan acara kedua dari bidang garapan pendidikan HM-PS PGMI karena pelatihan publik speaking itu penting supaya bisa menjadi guru yang tidak membosankan dan bisa menguasai kelas dengan baik. Kita siapkan hati dan pikiran kita untuk menyimak materi yang akan disampaikan “.
” Dibuka dengan hadist dari Al-Bukhari & Muslim “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia berkata baik, atau lebih baik diam jika tidak mampu berkata baik” . Kata yang dikeluarkan dari mulut kita adalah milik pendengarnya. Maka berhati-hatilah dalam berucap. Why?
Kenapa mengikuti acara pelatihan public speaking ini? Pertama, seseorang mengikutinya tanpa alasan atau mengisi waktu. Kedua, alasannya karena terdorong oleh kebutuhan atau tuntutan, dan ketiga benar ingin meningkatkan kualitas diri. Jadi, publik speaking ini butuh gak? manusia itu makhluk simbolis, dan kenapa kita butuh pelatihan public speaking ini karena banyak yang ketika berbicara mengucapkan ee,ee itu karena seringkali ucapan kita sudah melebihi pikiran kita atau kita tidak tahu apa yang akan disampaikan.
Bagaimana kita bisa public speaking?
Pertama knowledge, kedua harus percaya diri, ketiga punya prestasi, dan keempat syukur itu sangat penting dalam kemampuan berkomunikasi. ” Ujar Nuraeni Sugih Pramukti M.Pd selaku Ketua Program Studi PGMI dalam sambutannya.
” Saya berikan apresiasi yang terbaik buat temen-temen yang datang hari ini, yang tidak datang karena ada alasan tertentu, yang sakit, kita doakan untuk sembuh dan yang ada kepentingan kita doakan untuk dimudahkan segala urusannya dan yang tidak ada alasan apapun semoga dikesempatan lain bisa belajar lagi bersama kita ” tambah Nuraeni Sugih Pramukti M.Pd
Pemateri pada pelatihan public speaking ini adalah Ananda Hierafani Ahmad yang merupakan Duta Genre Terbaik 1 Jawa Barat dan volunteer mengajar di Trans 7 sebagai mahasiswa Fakultas Dakwah Islam Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Unisba, ia menyampaikan materi dengan interaktif dan peserta diminta untuk memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, usia, lagu favorit, serta alasan mengapa menyukai lagu tersebut, dan apakah lagu tersebut menggambarkan diri mereka, karena menurut Ananda, dari sebuah lagu kita bisa mengenal dan mendeskripsikan diri sendiri.
Kita adalah remaja berusia 10-24 tahun yang belum menikah. Mengenal diri ini penting karena kita harus tahu siapa kita, apa tujuan kita, dan kelebihan serta kelemahan kita,” jelas Ananda. Kemampuan berbicara itu sangatlah penting terutama saat kita berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat, termasuk anak-anak. “Sebagai makhluk bahasa, kita harus berhati-hati dalam berucap dan berkomunikasi,” tambah Ananada
Dalam sesi materinya beliau menyebutkan terkait prinsip-prinsip komunikasi yang efektif pertama menghargai (respect) adalah prinsip utama dalam berkomunikasi, kedua empati adalah kemampuan diri dalam menempatkan diri jadi harus mengetahui siapa audiens kita. kita sebagai mahasiswa punya peran untuk membawa perubahan. Apa yang kita pikirkan dan rencanakan harus direalisasikan dengan aksi nyata. Prinsip yang ketiga adalah dapat dimengerti apa yang kita sampaikan, prinsip keempat kejelasan apalagi langkah yang pertama adalah langkah yang tersulit padahal kita harus berani untuk melangkah.
Kita juga harus menemukan metode yang cocok dalam melatih skill publikspeaking seperti yang sering dipraktekan oleh orang lain ada yang latihan berbicaranya didepan kaca tetapi bagi saya pribadi belum pernah sama sekali mempraktekan hal tersebut namun orang diluaran sana ada yang menyebutkan bahwa itu cara yang efektif dalam latihan berbicara dan intinya metode yang kita pilih bisa disesuaikan dengan pribadinya masing-masing. Kelima adalah humble (rendah hati) yakni apa yang disampaikan dari awal hingga akhir jangan semuanya iyakan makanya ada yang namanya dialegtika kita harus tetap pada pemikiran kita.
Ananda juga menekankan bahwa . “Pembicara yang baik belum tentu pendengar yang baik. Padahal, mendengar adalah keterampilan penting dalam komunikasi. Kita harus mengetahui siapa yang kita hadapi dan meningkatkan kepercayaan diri untuk mengatasi rasa gugup yang muncul karena ingin tampil sempurna,”.
Pada sesi pematerian ini juga menampilkan video seorang pria berbicara dalam bahasa Jawa. Peserta diminta menanggapi video tersebut untuk memahami pentingnya menyesuaikan gaya bicara dan bahasa yang digunakan ketika berbicara dengan audiens yang berbeda, karena kita tidak bisa menyamaratakan gaya bicara dengan semua orang. Gaya bicara saat presentasi tentu berbeda dengan saat berbicara di depan anak MI. Diakhir sesi pematerian Ananda Hierafani Ahmad sebagai pemateri meminta tanggapan dari audiens mengenai materi yang telah disampaikan. Dia menekankan pentingnya persiapan untuk meningkatkan rasa percaya diri dan “Kesempatan tidak datang dua kali, karena kesempatan datang dari dia yang mau mencoba “.
Acara pelatihan public speaking ini ditutup dengan penyerahan plakat kepada pemateri dan sesi foto bersama.
Jurnalis : Rohima/PGMI semester 4