STAI Persis Garut pertama kalinya menjadi tuan rumah dalam acara Konferensi Internasional dan Pertemuan Tahunan Asosiasi Ilmu Hadits Indonesia (ASILHA) tahun 2023. Konferensi tersebut dilaksanakan pada tanggal hari Rabu hingga Jum’at tanggal 13-15 September 2023 di Al-Hambra Granada Hotel International, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut.

Acara pembukaan dilaksanakan pada Rabu sore pukul 16.00 WIB. Hadir pada acara pembukaan tersebut Ketua STAI Persis Garut, Dr. Maman Sumpena, M.Si., Ketua Umum ASILHA, Prof. Dr. M. Anton Athoillah, M.M., beserta dosen-dosen dan peneliti hadits dari berbagai daerah di Indonesia.

Dr. Maman Sumpena, M.Si. sebagai Ketua tuan rumah tentunya sangat bangga dan menyambut baik penyelenggaraan Konferensi Internasional ini, terlebih bertempat di STAI Persis Garut yang memiliki program studi ilmu hadits sebagai program studi tertua di STAI Persis Garut. “Adanya Konferensi Internasional ASILHA ini tentunya dapat mendukung visi bagi program studi ilmu hadits di lembaga kami.” ujar Dr. Maman.

Berdasarkan data yang disampaikan oleh Ketua Pelaksana Konferensi Intenasional ASILHA tahun ini, Dr. Gun Gun Abdul Basith, partisipan yang mengikuti konferensi nasional ini berjumlah kurang lebih 80 orang. Adapun artikel jurnal yang berhasil terhimpun untuk dijadikan bahan penelitian dan publikasi berasal dari 12 negara. Sebagian partisipan dari berbagai negara tersebut mengikuti konferensi ini secara online.

Konferensi Internasional yang diadakan ASILHA tahun ini bertemakan “Hadits, Turats dan Peradaban Sains Modern” (Hadith, Turath and Modern Scientific Civilization). Tema ini diambil dikarenakan perkembangan disiplin ilmu hadits tidak bisa lepas dari produk perkembangan sains sebagai instrumen. “Sehingga nanti ada penggalian (syarah) hadits versi turats, versi kontemporer dan versi saintifik.” tutur Prof. Anton.

Selain itu, perkembangan sains dalam disiplin ilmu hadits juga sebagai upaya relevansi perubahan status beberapa perguruan tinggi islam dari IAIN kepada UIN. Untuk selanjutnya, diharapkan setiap lembaga pendidikan wajib memberikan ruang untuk mata pelajaran ilmu hadits di dalam kurikulum ajarnya.

Lebih jauhnya, Konferensi ini menjadi salah satu ajang mengembangkan dan melestarikan kajian-kajian hadits. Tentunya bukan hanya semata-mata sebagai peningkatan nilai akademik, namun sebagai warisan keilmuan yang harus terus digalakkan untuk kehidupan umat. (Fitri) https://persis.or.id/konferensi-internasional-asilha-2023-staipi-garut-menjadi-tuan-rumah