” Pendampingan Workshop Review Kurikulum Berbasis OBE Pada Prodi PGMI di STAI Persis Garut”

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) STAI Persis Garut menyelenggarakan Workshop Review Kurikulum pada Sabtu, 22 Juni 2024 yang bertempat di Aula Rapat Rusunawa STAI Persis Garut bertujuan untuk mengevaluasi dan memperbarui kurikulum program studi (S1) PGMI.

Workshop ini dipimpin oleh Ketua Program Studi PGMI STAI Persis Garut, Nuraeni Sugih Pramukti, M.Pd., yang juga bertindak sebagai ketua panitia. Tim pelaksana workshop terdiri dari M. Adnan Sofyan, S.Pd., dan Fini Firliani, S.Pd

Acara ini dihadiri oleh Ketua STAI Persis Garut Dr. H. Tiar Anwar Bachtiar, M.Hum., Wakil Ketua I Bidang Pendidikan Dr. Daris Tamin, M.Pd., Ketua HMPS PGMI, Pimpinan dan staf STAI Persis Garut, Dosen Tetap PGMI, Perwakilan MAPENDA Kemenag Garut, Bidgar pendidikan dasar Persis Garut, Para Pengguna Lulusan (User), Kepala Sekolah MI dan SDIT Persis Garut, pemerintah daerah, pimpinan ormas, Alumni PGMI dan Mahasiswa PGMI serta tokoh masyarakat.

Dr. Daris Tamin, M. Pd. selaku Wakil Ketua I Bidang Pendidikan menyampaikan terkait FGD Kurikulum, rancangan kurikulum dasar, perubahan nomenklatur PGMI, regulasi kita ikuti dan visi, misi tersampaikan serta pemikiran yang mampu menghasilkan lulusan yang memberi kebermanfaatan untuk masyarakat.

Dr. Ahmad Arifuddin, M.Pd. sebagai narasumber membahas terkait pengembangan kurikulum di Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Redesain kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) yang mengacu pada Permendikbudristek No 53/2023 menjadi fokus utama. Pendekatan OBE ini menekankan pada hasil belajar yang diharapkan dari setiap lulusan, sehingga kurikulum dirancang untuk memastikan setiap lulusan memiliki kompetensi yang relevan dan dapat diukur.

Profil lulusan utama adalah guru kelas yang kompeten. Untuk profil tambahan, disarankan agar tidak terlalu banyak, maksimal dua, dan harus merupakan profil yang memiliki peluang kerja yang baik di pasar tenaga kerja, sesuai dengan saran asosiasi. Kerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) juga menjadi perhatian utama, untuk memberikan sertifikasi bagi profil tambahan seperti edufreneur atau asisten peneliti, yang akan meningkatkan daya saing lulusan.

Struktur kurikulum mengikuti template yang sudah disediakan oleh asosiasi terkait, memastikan standar yang konsisten dan kualitas yang terjaga dalam pengembangan kurikulum. Mata kuliah dalam kurikulum tidak boleh muncul tiba-tiba, melainkan harus direncanakan dengan matang dan disesuaikan dengan struktur yang ada. Di tingkat program studi, hanya ditetapkan visi keilmuan, sementara visi dan misi institusi berada pada tingkat universitas dan fakultas, memastikan keselarasan tujuan pendidikan di berbagai tingkatan.

Standar tujuan, Body of Knowledge (BOK), Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), dan profil lulusan harus disesuaikan dengan putusan asosiasi yang menaungi program studi. Tujuan utama kurikulum harus sesuai dengan asosiasi, sedangkan tujuan kedua dan ketiga dapat disesuaikan dengan profil tambahan yang ditetapkan oleh program studi, namun tetap harus menginduk pada tujuan utama.

Profil tambahan harus didukung oleh setidaknya 5 mata kuliah dengan bobot 10 SKS dan dapat bekerjasama dengan lembaga terkait untuk pengembangan kompetensi yang lebih baik. Dalam menentukan profil tambahan, diharapkan agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sumber daya manusia yang ada di internal kampus, memastikan relevansi dan efektivitas implementasi. Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) harus merujuk pada keputusan terbaru dari PD PGMI atau asosiasi terkait, yang telah disederhanakan untuk kemudahan implementasi. Program studi diperbolehkan menambahkan CPL sesuai kebutuhan, dengan catatan relevan dengan profil tambahan yang telah ditetapkan.

Body of Knowledge (BOK) harus mencakup mata kuliah Al Quran, Hadis, Keindonesiaan, dan penyanggah lainnya seperti manajemen pendidikan, pedagogik, kurikulum, assesment, perilaku profesional, matematika, pendidikan kewarganegaraan, pengembangan karakter dan spiritual, keterampilan ICT, sains, kesehatan, budaya dan seni, serta literasi dan sastra. Mata pelajaran inti PGMI meliputi matematika, bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan PKN.

Pembagian mata kuliah dalam kurikulum terdiri dari 30% yang ditetapkan oleh institusi dan fakultas, serta minimal 70% mata kuliah keprodian, dengan fokus pada lima core keilmuan PGMI yang masing-masing minimal harus memiliki 6 SKS. Pendekatan ini memastikan kedalaman dan kualitas pembelajaran di bidang tersebut, mempersiapkan lulusan yang kompeten dan siap menghadapi tantangan di dunia kerja.

Dr. H. Tiar Anwar Bachtiar, M.Hum., menekankan pentingnya kegiatan ini dalam menganalisis dan mengevaluasi layanan pembelajaran serta kapasitas dan kompetensi di bidang keilmuan PGMI. “Melalui review kurikulum ini, kami berharap dapat menghasilkan profil lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia kerja dengan tetap mempertahankan ke-khasan bidang keilmuan,” ujarnya.

Dengan pelaksanaan workshop ini, diharapkan kurikulum PGMI STAI Persis Garut terus relevan dan mampu mencetak lulusan yang siap bersaing di dunia kerja serta memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. (Santi/Mahasiswi PGMI Semester 4)