Garut— Adanya seminar tafsir yang diadakan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) STAI Persis Garut pada hari Kamis 21/12/23 yang lalu meninggalkan catatan menarik. Seminar tafsir al-Qur’an dengan tema; Relevansi Tafsir Klasik di Era Modern menghadirkan pemateri yang pakar dalam kajian tafsir al-Qur’an dan juga sebagai Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung; Pro. Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag.

Kehadiran Prof. Rosihon dengan nama besar dan kepakarannya menjadi magnet tersendiri. Terbukti gedung auditorium kampus yang luas tempat berlangsungnya acara dipadati para peserta yang terdiri dari mahasiswa baik internal dan eksternal kampus dan juga dari unsur pengurus jam’iyah Persis di level cabang (kecamatan) yang ada di kabupaten Garut, serta tentunya para dosen dan unsur pimpinan STAI Persis Garut.

Walaupun saat ini menjabat sebagai wakil ketua PBNU Jawa Barat namun ikatan emosional dengan Persis dan STAI Persis Garut terjalin sangat erat. Dengan STAI Persis Garut ikatan terjalin melalui jalur guru-murid, di mana banyak para dosen yang dulu menjadi muridnya di UIN Bandung, salah satunya Barikli Mubaroka, M.Ag, ketua program studi (prodi) IAT STAI Persis Garut.

Adapun dengan Persis, Prof. Rosihon banyak menyimpan kenangan terutama semasa dulu menjadi mahasiswa. Selain melalui majalah Risalah Prof. Rosihon juga tercatat menjadi mahasiswa yang mendapatkan kuliah dari seorang guru dan ketua umum Persis; al-Ustadz Latief Mukhtar, MA. Karena itu seraya berkelakar, Prof. Rosihon mengatakan “dengan demikian sanad keilmuan saya dengan Persis itu jelas”.

Sebagai mahasiswa yang gemar menulis karya tulisnya juga banyak dimuat di majalah Risalah milik Persis. Bahkan siapa sangka honor yang didapatkan dari menulis di Risalah lebih besar dari bekal bulanan yang dikirim orang tua, bahkan bisa membeli sepatu yang terbilang keren untuk ukuran mahasiswa saat itu walaupun pada akhirnya hilang pada saat sholat di masjid, kenang prof Rosihon.

Di sisi lain untuk bisa menembus meja redaksi Risalah Prof. Rosihon ternyata harus bersaing dengan dua sahabat dekatnya yang ternyata kader Persis; Dr. Badri Khaeruman, dan Dr. Beny A. Saebany. Karya tulis ketiga sahabat ini pun selalu bergantian dimuat di Risalah.

Fakta menariknya, sampai saat ini Prof. Rosihon masih menyimpan majalah Risalah yang memuat tulisan-tulisannya. Gayung bersambut, upaya ini ternyata dilakukan juga oleh Dr. H. Tiar Anwar Bachtiar, M.Hum, ketua STAI Persis Garut perriode 2024-2028. Hal ini disampaikannya pada saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara. Menurut Dr. Tiar, dirinya sengaja mengumpulkan tulisan-tulisan Prof. Rosihon di majalah Risalah dan rencananya akan diterbitkan menjadi sebuah buku yang diterbitkan oleh Persis atau kampus STAI Persis Garut sebagai pembuktian bahwa ada cendikiawan NU yang aktif menulis di Persis.  

(Liputan/Tim Media Kampus)